Hubungan Ganja dengan Reggae

Hubungan Ganja dengan Reggae - "Tur..tur, tau nggak dapet barang nih dari mana?" seloroh temen memanggilku sambil menunjukkan gambar daun ganja.
"Lah, opo aku iki nggawe nguni iku? Ditangkep bapak Q dewe yo benjut aq!" timpalku tegas.
"Lha koen lak arek reggae se, lha kok gk nyimeng?. Yo gk mbois!!" selorohnya lagi.
"Gundulmu mbeldos!"

Itulah petikan perbincangan singkat versi bahasa jawa antara saya dan teman saya yang bernama Gimbul, bukan nama samaran. Saya cuma heran, kenapa masih ada saja yang beranggapan anak reggae itu selalu pake ganja (cannabis sativa)? Belum tentu lagi.

Ok. Tidak perlu panjang lebar. Sejatinya, orang yang suka musik reggae itu bukan penikmat ganja, ataupun sebaliknya.

Sejatinya, sebagian orang menganggap bahwa reggae identik dengan ganja karena ajaran rastafari. Yang mana, dalam ajaran tersebut menganjurkan bahwa pengikutnya diminta untuk menjauhi materialisme dan kembali hidup ke alam (back to nature).

Beberapa ajarannya adalah seperti memakan daging, dan dilarang memotong bagian tubuh. Salah satunya adalah dengan menggimbal rambut atau rambut gimbal atau dreadlock rasta (di Indonesia, budaya ini ada di Dataran Tinggi Dieng).

Selain itu, asap mariyuana juga dianjurkan untuk meditasi para rastafari. Dengan demikian, kegunaan ganja disini untuk ritual ajaran tersebut, bukan untuk senang-senang.

Namun, ganja dan musik reggae memang sangat identik. Terlebih dengan hadirnya musisi seperti Peter Tosh atau Bob Marley. Bahkan sebelum meninggal di saat masa-masa kritis, Bob Marley malah kerap menyedot ganjanya.

Mungkin sejak saat itulah, ganja menjadi selalu identik dengan reggae. Selain simbol daun ganja, reggae juga diidentikan dengan warna merah kuning hijau dan tentu, rambut gimbal.

#wes ngerti a koen mbul?
Meski dipandang sebagai salah satu narkotika, ganja juga memiliki beberapa khasiat di bidang kesehatan. Apa saja khasiatnya? Ntar aja yah, capek ngetik nih, mau nyimeng doloe.

0 komentar:

Posting Komentar